Pada zaman dahulu kala datanglah seorang pengembara dari pulau Madura untuk mengajarkan atau disebut menyebarkan agama Islam disebuah desa yang masyarakatnya masih memegang teguh ajaran nenek moyang yaitu faham Animisme dan dinamisme. Masyarakat desa tersebut masih percaya pada benda – benda yang mempunyai kekuatan sehingga dia memuja keris dan pohon beringin yang berada di tengah –tengah perkampungan itu.
Setelah kedatangan musyafir tersebut lama – kelamaan masyarakat desa itu mulai sadar bahwa apa yang dia lakukan selama ini adalah salah.
Nah, musyafir pengembara tersebut bernama Syayid Husien atau disebut juga dengan sebutan Mbah Wongso.
Kedatangan Mbah Wongso tersebut telah didengar oleh masyarakat sekitar , karena mbah Wongso tersebut selain pandai ilmu agama juga punya keahlian dalam mengobati orang sakit. Dengan demikian karena kelebihannya tersebut orang banyak minta bantuannya. Hari berganti hari banyak tamu – tamu dari desa lain untuk berobat sekaligus berguru ilmu, oleh karena itu maka mbah wongso atau Syayid Husien membuat pondokan (tempat menginap ) untuk orang – orang dari masyarakat desa lain. Tempat itu sekarang di beri nama Dusun Pondok. Dusun tersebut terletak 600 M sebelah timur desa Mentaras .
Dulu dusun ini berstatus desa karena perkembangannya sekitar tahun 30-an maka ikut bergabung menjadi bagian dari Desa Mentaras. Makam Syayid Husien atau Mbah Wongso dengan sebutan masyarakat desa Mbah Kwasen terletak 50 M sebelah timur desa.
Setelah meninggalnya mbah Wongso karena tidak punya keturunan keberadaan desa bergeser ke barat dan perkembangan islam diteruskan oleh Sunan Prambayun keturunan dari Sunan Sendang Duwur Paciran Lamongan disinilah para murid atau santri mengaji. Para santri diajak bekerja untuk membuka lahan pertanian pada pagi hari dan waktu malam mereka diajak mengaji .
Pada suatu hari masyarakat wilayah ini terjadi wabah penyakit menular yang banyak menelan korban jiwa.
Kemudian Sunan Prambayun mengajak para santrinya yang terserang wabah tersebut untuk bekerja di lahan yang dulu telah mereka buka yang sekarang disebut sawah Seketi (Sak kati ) artinya ukuran mengeluarkan zakat pada saat itu. Alhamdulillah setelah bekerja ( mentas ) para santri tersebut menjadi sehat dan bugar kembali ( Waras ) sehingga daerah atau desa ini diberi nama MENTARAS.
Desa ini lambat laun berkembang pesat dan sampai jauh ke utara dan wilayah ini di beri nama Rejosari (Rejoe kari – kari ) merupakan dusun wilayah desa Mentaras.
Setelah bergabung dengan desa Mentaras ,maka sekitar tahun 1967 dusun Pondok penduduknya berpindah ke utara daerah wilayah sekitar jalan raya agar transportasi lebih mudah, tapi apaboleh buat sumber air di wilayah ini sulit di cari sehingga penduduk Pondok banyak yang kembali ke asalnya. Tapi setelah di bangun Kantor Polsek Dukun di tempat ini maka banyak pendatang dan tidak terkecuali dari dusun Pondok untuk bertempat tinggal di tempat ini , dan sampai sekarang tempat ini di namai Dusun Sidobangun bagian dari desa Mentaras.
+ komentar + 1 komentar
alhamdulillah...kebetulan ada tugas asal usul desa mentaras
Posting Komentar